Minggu, 16 Juni 2013

Trans Studio Ke-3 Ditetapkan di Samarinda

SAMARINDA - Rencana pembangunan Trans Studio atau wahana bermain keluarga dalam ruangan tetap di Kota Samarinda. Pertimbangannya, ketersedian aset lahan pembangunan dan Pemkot Samarinda dianggap paling siap ketimbang dua kabupaten/kota lainnya - Balikpapan dan Kukar -- yang juga menjadi alternatif lokasinya. 
 
"Yang menentukan tidak semata-mata gubernur, semua pertimbangan karena ketersediaan aset. Kalau Samarinda kan ada asetnya, yakni lahan eks Hotel Lamin Indah, Jalan Bhayangkara seluas 4,8 hektare dan dianggap tepat sebagai lokasi pembangunan Trans Studio," aku Gubernur Kaltim, H Awang Faroek Ishak, ketika dikonfirmasi soal ribut-ribut penetapan lokasi pembangunan Trans Studio Kaltim, di Samarinda, Jumat (7/6) siang. 
 
Gubernur Kaltim seperti diketahui sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman bersama tentang pembangunan Trans Studio dengan Direktur Utama Trans Corporation, Chairul Tanjung, di Hotel Novotel, Balikpapan, Sabtu (1/6). Kesepahaman itu teerkait pemanfaatan lahan untuk pembangunan hotel, pusat perbelanjaan dan Trans Studio, sehingga akan ditindaklanjuti dengan perjanjian kerjasama (PKS) antara PT Trans Corporation dengan PT MBS selaku Perusda pengelola kegiatan tersebut.  
 
Menurut dia, perkara lokasi ini sebelumnya sudah ditawarkan ke Pemkot Balikpapan, Pemkab Kukar dan Pemkot Samarinda. Tetapi ditunggu-tunggu dari Pemdanya tidak ada jawaban. Sementara Gubernur harus segera memutuskan pertimbangan bisnis dengan Chairul Tanjung (CT) Corp. 
 
Melalui pertimbangan aset dimaksud, CT Corps menetapkan pembangunannya di Samarinda. Pertimbangan lainnya untuk Balikpapan terbilang cukup pesat. Sudah ada Super Mall dengan total investasi mencapai Rp 1 Triliun lebih, sehingga Samarinda juga harus dibangun agar pembangunan ekonominya semakin baik.
 
"Untuk itu pembangunan tersebut diharapkan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat di daerah, khususnya Samarinda. Apalagi, saat ini Kaltim terus berupaya melakukan pembangunan di semua sektor, baik jalan, bandara, pelabuhan hingga SDM," ujarnya. 
 
Disinggung soal kekhawatiran masyarakat bahwa pembangunan Trans Studio ini akan berdampak pada kemacetan lalu lintas lantaran lahan yang tersedia dianggap tidak memungkinkan membangun tempat parkir, ia menyangkal. Menurut dia, masalah parkir sudah bisa diantisipasi dari perencanaan pembangunan yang ada. 
 
"Siapa yang bilang nanti menjadi penyebab macet? Jakarta juga macet, tidak ada masalah. Kita harus punya aset, yang punya Lamin Indah. Yang lainnya belum ada. Semantara kita harus menghadirkan itu. Terlebih sharing atau pembagian keuntungannya kita dapat 30 persen," katanya. (arf-dil/diskominfo)

sumber: http://diskominfo.kaltimprov.go.id