SAMARINDA - Rencana pembangunan Trans Studio atau
wahana bermain keluarga dalam ruangan tetap di Kota Samarinda.
Pertimbangannya, ketersedian aset lahan pembangunan dan Pemkot Samarinda
dianggap paling siap ketimbang dua kabupaten/kota lainnya - Balikpapan
dan Kukar -- yang juga menjadi alternatif lokasinya.
"Yang menentukan tidak semata-mata gubernur, semua pertimbangan karena
ketersediaan aset. Kalau Samarinda kan ada asetnya, yakni lahan eks
Hotel Lamin Indah, Jalan Bhayangkara seluas 4,8 hektare dan dianggap
tepat sebagai lokasi pembangunan Trans Studio," aku Gubernur Kaltim, H
Awang Faroek Ishak, ketika dikonfirmasi soal ribut-ribut penetapan
lokasi pembangunan Trans Studio Kaltim, di Samarinda, Jumat (7/6)
siang.
Gubernur Kaltim seperti diketahui sudah menandatangani Memorandum of
Understanding (MoU) atau nota kesepahaman bersama tentang pembangunan
Trans Studio dengan Direktur Utama Trans Corporation, Chairul Tanjung,
di Hotel Novotel, Balikpapan, Sabtu (1/6). Kesepahaman itu teerkait
pemanfaatan lahan untuk pembangunan hotel, pusat perbelanjaan dan Trans
Studio, sehingga akan ditindaklanjuti dengan perjanjian kerjasama
(PKS) antara PT Trans Corporation dengan PT MBS selaku Perusda pengelola
kegiatan tersebut.
Menurut dia, perkara lokasi ini sebelumnya sudah ditawarkan ke Pemkot
Balikpapan, Pemkab Kukar dan Pemkot Samarinda. Tetapi ditunggu-tunggu
dari Pemdanya tidak ada jawaban. Sementara Gubernur harus segera
memutuskan pertimbangan bisnis dengan Chairul Tanjung (CT) Corp.
Melalui pertimbangan aset dimaksud, CT Corps menetapkan pembangunannya
di Samarinda. Pertimbangan lainnya untuk Balikpapan terbilang cukup
pesat. Sudah ada Super Mall dengan total investasi mencapai Rp 1 Triliun
lebih, sehingga Samarinda juga harus dibangun agar pembangunan
ekonominya semakin baik.
"Untuk itu pembangunan tersebut diharapkan dapat mendukung
kesejahteraan masyarakat di daerah, khususnya Samarinda. Apalagi, saat
ini Kaltim terus berupaya melakukan pembangunan di semua sektor, baik
jalan, bandara, pelabuhan hingga SDM," ujarnya.
Disinggung soal kekhawatiran masyarakat bahwa pembangunan Trans Studio
ini akan berdampak pada kemacetan lalu lintas lantaran lahan yang
tersedia dianggap tidak memungkinkan membangun tempat parkir, ia
menyangkal. Menurut dia, masalah parkir sudah bisa diantisipasi dari
perencanaan pembangunan yang ada.
"Siapa yang bilang nanti menjadi penyebab macet? Jakarta juga macet,
tidak ada masalah. Kita harus punya aset, yang punya Lamin Indah. Yang
lainnya belum ada. Semantara kita harus menghadirkan itu. Terlebih
sharing atau pembagian keuntungannya kita dapat 30 persen," katanya. (arf-dil/diskominfo)
sumber: http://diskominfo.kaltimprov.go.id